Kamis, 06 November 2014

Manajemen Pengelolaan ORANG (People) Sebagai Learning Resources by Design dan Learning Resources by utilization

Manajemen Pengelolaan ORANG (People) Sebagai Learning Resources by Design dan Learning Resources by utilization

1.     Sumber belajar

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sumber belajar dapat berupa materi, peralatan, orang, maupun lingkungan.
Kriteria sumber belajar secara umum, antara lain :
1)      Ekonomis, dalam arti murah.
2)      Praktis dan sederhana, artinya tidak memerlukan keahlian khusus / pelayanan khusus untuk mendapatkannya atau mengoperasikannya.
3)      Mudah diperoleh, bisa ditemukan dengan mudah di lingkungan sekitar tempat pembelajaran berlangsung.
4)      Fleksibel, bisa dimanfaatkan untuk berbagai tujuan intruksional dan tidak terpengaruh faktor luar.
5)      Komponen-komponennya sesuai dengan tujuan.[1]
Peralatan yang digunakan dalam belajar hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan, tidak membutuhkan biaya banyak dan mudah digunakan. Sumber belajar yang fleksibel memudahkan kita dalam mewujudkan keberadaannya. Selain itu fleksibel dalam arti sesuai dengan keadaan / lingkungan juga sangat penting. Karena akan lebih mudah diterapkan dalam kehidupan anak-anak.
Beberapa manfaat sumber belajar –antara lain :
a) Sumber belajar dapat memberi pengalaman belajar yang konkrit dan langsung kepada peserta didik.
b) Sumber Belajar dapat mengatasi segala keterbatasan waktu, ruang, keadaan.
c) Sumber Belajar dapat memberi informasi dengan jelas, teliti, dan terbaru.
d) Sumber Belajar dapat menambah cakrawala pesan pembelajaran di dalam kelas.
e) Sumber Belajar dapat membantu memecahkan masalah pendidikan / pendidikan.
f) Sumber Belajar dapat memberi motivasi yang positif.
g) Sumber Belajar dapat merangsang untuk berfikir, bersikap, dan berkembang lebih lanjut.


2.     Orang sebagai Sumber belajar
Orang sebagai sumber belajar yang dimaksud adalah orang-orang yang bertindak sebagai penyimpan pesan. Misalnya, guru, ustadz, pelatih, nara sumber , dan lain-lain.
Ivan Illich berpendapat bahwa suatu system pendidikan yang baik harus mempunyai tiga tujuan , yaitu 1) memberi kesempatan kepada semua orang untuk bebas dan mudah memperoleh sumber belajar pada setiap saat, 2) memungkinkan semua orang yang ingin memberikan pengetahuan mereka kepada orang lain dapat dengan mudah melakukannya , demikian pula bagi yang ingin mendapatkannya, dan 3) menjamin tersedianya masukan umum yang berkenaan dengan pendidikan.[2] Karena pada kenyataannya siswa tumbuh dalam dunia benda di sekitarnya, sehingga ia perlu mempelajari segala sesuatunya tanpa terbatas dinding kelas. Selain itu, siswa juga tumbuh di sekitar orang lain, baik orang tua, teman sejawat, tetangga, guru, dan lain sebagainya.
Orang, apapun profesi dan perannya dalam kehidupan dapat menjadi sumber belajar bagi siswa, dan tidak ada sesuatu yang salah untuk dipelajari. Belajar dari sesama siswa dapat terjadi melalui diskusi, tukar pendapat atau bertukar cerita. disamping untuk memnuhi kopetensi yang diinginkan dalam pembelajaran, kegiatan semacam ini dapat mempererat hubungan dengan sesama siswa sehingga muncul sikap saling memahami dan menghargai secara alami.
Narasumber sebagai sumber belajar bisa disesuaikan dengan tema / materi pelajaran. Orang-orang sebagai narasumber sebaiknya adalah orang yang kompeten dibidang tersebut. Narasumber dapat didatangkan di dalam kelas selaku guru tamu atau bisa juga di luar kelas sebagai nara sumber yang diwawancarai. Pemilihan narasumber yang tepat sebagai sumber belajar sangat penting karena dapat menentukan keberhasilan proses belajar mengajar.
Guru, memegang peranan penting dan sangat dominan. Dalam hal ini, pengajaran diartikan sebagai suatu proses penyampaian pengetahuan sehingga guru adalah sumber belajar yang serba tahu dan paling luas pengetahuannya. Selain itu siswa akan sering mandapatkan tugas mengerjakan soal. Siswa adalah penerima yang diibaratkan sebagai kertas kosong dan akan menerima apa saja dan hanya apa saja yang diberikan oleh guru. Pembelajaran di sini akan tetap baik apapbila guru mampu mengemas pembelajaran dengan baik dan bermakna. Namun sebaliknya, jika guru tidak menyadari posisinya sebagai sumber belajar dan pemegang kendali proses belajar maka akibatnya akan sangat fatal.
Ketika guru menjadi sumber belajar maka biasanya, pembelajaran akan terbatas di dalam kelas secara rutin, di bangku-bangku yang kaku. Kesalahan terbesar di sini adalah, di tengah kehidupan sehari-hari, guru mencekik ide-ide kreatif siswa tanpa mereka sadari. Guru berada di posisi sempurna untuk mendorong atau menekan kreativitas melalui penerimaan atau penolakan mereka terhadap hal-hal yang tidak biasa dan imajinatif.[3]
Hal tersebut bisa dikatakan buruk, efeknya berlangsung lama dan terbawa dalam kehidupan dewasa siswa. Ketika guru memutuskan, menjudge, menguatkan perilaku buruk yang nampak pada siswa maka dalam perkembangan selanjutnya itu akan menjadi karakter pada siswa tersebut. Sehingga dalam hal ini, perlu adanya kehati-hatian dari para guru terhadap keputusan yang diambil di dalam kelas. Guru harus benar-benar memahami siswa, baik latar belakang kehidupan, bakat, minat dan gaya yang mereka miliki.


3.     Manajemen Orang sebagai sumber belajar
Dalam dunia pendidikan, manajemen dikenal dengan istilah administrasi yang memiliki fungsi menangani masalah yang berkaitan dengan proses kerja dalam suatu lembaga. Manajemen memiki kedudukan penting dalam pendidikan. Manajemen yang baik merupakan faktor utama dari keberhasilan pendidikan. Manajemen orang sebagai sumber belajar berarti mengelola orang (dengan berbagai profesi dan keahlian) agar dapat digunakan / dimanfaatkan sebagai sumber belajar yang efektif dan efisien bagi pembelajaran.
Dalam tujuan pengelolaan organisasi, manajemen pendidikan berfungsi untuk menentukan, mengubah, atau melakasanakan tujuan, filsafat, kebijakan, struktur, budget dan internal, dan prosesdur administratif. Sedangkan dalam pengelolaan personalia, manajemen pendidikan berfungsi untuk melakukan interaksi antarpribadi, diskusi pengawasan, pengerjaan, dan perkembangan pribadi untuk mencapai kesinkronan antara pemimpin dan staf (yang dipimpin). Di dalam kelas, guru adalah pemimpin sekaigus manager terhadap kelasnya dan segala apa yang ada di dalamnya.
Sumber belajar yang baik adalah sumber belajar yang dikelola dengan baik. Termasuk orang sebagai sumber belajar juga harus dikelola / dimanage dengan baik mulai dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), Pelaksanaan (actuating) dan Pengawasan (Controlling).
1)      Perencanaan
Langkah awal dalam manajemen adalah perencanaan. Menurut Hasibuan perencanaan merupakan suatu proses penentuan tujuan pedoman pelaksanaan, dengan memilih yang terbaik dari alternative-alternati yang ada.[4] Dalam perencanaan ada pengambilan keputusan untuk menetukan langkah yang akan ditempuh dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
2)      Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan upaya penentuan kerja melalui bagian-bagian tugas, wewenang sesuai ruang lingkup kerja.[5]
3)      Pelaksanaan (actuating)
Menurut Nana Sudjana pelaksanaan atau pergerakan adalah upaya pimpinan untuk menggerakkan (memotivasi) seseorang atau kelompok yang dipimpin dengan menumbuhkan dorongan atau motiv dalam dirinya untuk melaksanakan tugas dan kegiatan yang diberikan kepadanya sesuai dengan rencana dalam rangkai mencapai tujuan organisasi.[6]
Adapun rppinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan adalah 1) keteladanan, 2) konsistensi, 3) keterbukaan, 4) kelembutan, dan 5) kebijakan
4)      Pengawasan (Controlling)
Pengawasan dilakukan aar pelaksanaan di lapangan sesuai dengan program dan mekanisme yang sudah diatur.


[1] Sudjana & Rivai, Teknologi Pengajaran, Bandung:Sinar Bari Algensindo, 2003. hlm.84-85
[2] Dr. Redja Mudyahardjo, Filsafat Ilmu Pendidikan, 2010. Bandung:Remaja Rosdakarya, hlm.49
[3] Anita Woolfolk, Educational Psychology Active Learning Edition, 2009. Pustaka Pelajar:Yogyakarta. Hlm.92
[4][4] Jahari &Syarbini, 2003, Manajemen Madrasah, Bandung: Alfabeta, hlm.7
[5] Ibid, hlm.11
[6] Ibid, hlm.72

Tidak ada komentar:

Posting Komentar