Manajemen Pengelolaan ORANG (People) Sebagai Learning Resources by
Design dan Learning Resources by utilization
1. Sumber
belajar
Sumber
belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan dalam proses belajar
mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sumber belajar dapat
berupa materi, peralatan, orang, maupun lingkungan.
Kriteria
sumber belajar secara umum, antara lain :
1) Ekonomis, dalam arti murah.
2) Praktis dan sederhana, artinya tidak
memerlukan keahlian khusus / pelayanan khusus untuk mendapatkannya atau
mengoperasikannya.
3) Mudah diperoleh, bisa ditemukan dengan
mudah di lingkungan sekitar tempat pembelajaran berlangsung.
4) Fleksibel, bisa dimanfaatkan untuk
berbagai tujuan intruksional dan tidak terpengaruh faktor luar.
5) Komponen-komponennya sesuai dengan
tujuan.[1]
Peralatan
yang digunakan dalam belajar hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan, tidak
membutuhkan biaya banyak dan mudah digunakan. Sumber belajar yang fleksibel
memudahkan kita dalam mewujudkan keberadaannya. Selain itu fleksibel dalam arti
sesuai dengan keadaan / lingkungan juga sangat penting. Karena akan lebih mudah
diterapkan dalam kehidupan anak-anak.
Beberapa manfaat sumber belajar –antara lain :
a) Sumber belajar dapat memberi pengalaman belajar
yang konkrit dan langsung kepada peserta didik.
b) Sumber Belajar dapat mengatasi segala
keterbatasan waktu, ruang, keadaan.
c) Sumber Belajar dapat memberi informasi dengan
jelas, teliti, dan terbaru.
d) Sumber Belajar dapat menambah cakrawala pesan
pembelajaran di dalam kelas.
e) Sumber Belajar dapat membantu memecahkan masalah
pendidikan / pendidikan.
f) Sumber Belajar dapat memberi motivasi yang
positif.
g) Sumber Belajar dapat merangsang untuk berfikir,
bersikap, dan berkembang lebih lanjut.
2.
Orang
sebagai Sumber belajar
Orang sebagai sumber belajar yang dimaksud adalah
orang-orang yang bertindak sebagai penyimpan pesan. Misalnya, guru, ustadz,
pelatih, nara sumber , dan lain-lain.
Ivan Illich berpendapat bahwa suatu system
pendidikan yang baik harus mempunyai tiga tujuan , yaitu 1) memberi kesempatan
kepada semua orang untuk bebas dan mudah memperoleh sumber belajar pada setiap
saat, 2) memungkinkan semua orang yang ingin memberikan pengetahuan mereka
kepada orang lain dapat dengan mudah melakukannya , demikian pula bagi yang
ingin mendapatkannya, dan 3) menjamin tersedianya masukan umum yang berkenaan
dengan pendidikan.[2] Karena pada kenyataannya
siswa tumbuh dalam dunia benda di sekitarnya, sehingga ia perlu mempelajari
segala sesuatunya tanpa terbatas dinding kelas. Selain itu, siswa juga tumbuh
di sekitar orang lain, baik orang tua, teman sejawat, tetangga, guru, dan lain
sebagainya.
Orang, apapun profesi dan perannya dalam kehidupan
dapat menjadi sumber belajar bagi siswa, dan tidak ada sesuatu yang salah untuk
dipelajari. Belajar dari sesama siswa dapat terjadi melalui diskusi, tukar
pendapat atau bertukar cerita. disamping untuk memnuhi kopetensi yang
diinginkan dalam pembelajaran, kegiatan semacam ini dapat mempererat hubungan
dengan sesama siswa sehingga muncul sikap saling memahami dan menghargai secara
alami.
Narasumber sebagai sumber belajar bisa disesuaikan
dengan tema / materi pelajaran. Orang-orang sebagai narasumber sebaiknya adalah
orang yang kompeten dibidang tersebut. Narasumber dapat didatangkan di dalam
kelas selaku guru tamu atau bisa juga di luar kelas sebagai nara sumber yang
diwawancarai. Pemilihan narasumber yang tepat sebagai sumber belajar sangat
penting karena dapat menentukan keberhasilan proses belajar mengajar.
Guru, memegang peranan penting dan sangat dominan. Dalam
hal ini, pengajaran diartikan sebagai suatu proses penyampaian pengetahuan
sehingga guru adalah sumber belajar yang serba tahu dan paling luas
pengetahuannya. Selain itu siswa akan sering mandapatkan tugas mengerjakan
soal. Siswa adalah penerima yang diibaratkan sebagai kertas kosong dan akan
menerima apa saja dan hanya apa saja yang diberikan oleh guru. Pembelajaran di
sini akan tetap baik apapbila guru mampu mengemas pembelajaran dengan baik dan
bermakna. Namun sebaliknya, jika guru tidak menyadari posisinya sebagai sumber
belajar dan pemegang kendali proses belajar maka akibatnya akan sangat fatal.
Ketika guru menjadi sumber belajar maka biasanya,
pembelajaran akan terbatas di dalam kelas secara rutin, di bangku-bangku yang
kaku. Kesalahan terbesar di sini adalah, di tengah kehidupan sehari-hari, guru
mencekik ide-ide kreatif siswa tanpa mereka sadari. Guru berada di posisi
sempurna untuk mendorong atau menekan kreativitas melalui penerimaan atau
penolakan mereka terhadap hal-hal yang tidak biasa dan imajinatif.[3]
Hal tersebut bisa dikatakan buruk, efeknya
berlangsung lama dan terbawa dalam kehidupan dewasa siswa. Ketika guru
memutuskan, menjudge, menguatkan
perilaku buruk yang nampak pada siswa maka dalam perkembangan selanjutnya itu
akan menjadi karakter pada siswa tersebut. Sehingga dalam hal ini, perlu adanya
kehati-hatian dari para guru terhadap keputusan yang diambil di dalam kelas. Guru
harus benar-benar memahami siswa, baik latar belakang kehidupan, bakat, minat
dan gaya yang mereka miliki.
3.
Manajemen
Orang sebagai sumber belajar
Dalam
dunia pendidikan, manajemen dikenal dengan istilah administrasi yang memiliki
fungsi menangani masalah yang berkaitan dengan proses kerja dalam suatu
lembaga. Manajemen memiki kedudukan penting dalam pendidikan. Manajemen yang
baik merupakan faktor utama dari keberhasilan pendidikan. Manajemen orang
sebagai sumber belajar berarti mengelola orang (dengan berbagai profesi dan
keahlian) agar dapat digunakan / dimanfaatkan sebagai sumber belajar yang
efektif dan efisien bagi pembelajaran.
Dalam
tujuan pengelolaan organisasi, manajemen pendidikan berfungsi untuk menentukan,
mengubah, atau melakasanakan tujuan, filsafat, kebijakan, struktur, budget dan
internal, dan prosesdur administratif. Sedangkan dalam pengelolaan personalia,
manajemen pendidikan berfungsi untuk melakukan interaksi antarpribadi, diskusi
pengawasan, pengerjaan, dan perkembangan pribadi untuk mencapai kesinkronan
antara pemimpin dan staf (yang dipimpin). Di dalam kelas, guru adalah pemimpin
sekaigus manager terhadap kelasnya dan segala apa yang ada di dalamnya.
Sumber
belajar yang baik adalah sumber belajar yang dikelola dengan baik. Termasuk
orang sebagai sumber belajar juga harus dikelola / dimanage dengan baik mulai dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
Pelaksanaan (actuating) dan Pengawasan
(Controlling).
1)
Perencanaan
Langkah awal dalam
manajemen adalah perencanaan. Menurut Hasibuan perencanaan merupakan suatu
proses penentuan tujuan pedoman pelaksanaan, dengan memilih yang terbaik dari
alternative-alternati yang ada.[4]
Dalam perencanaan ada pengambilan keputusan untuk menetukan langkah yang akan
ditempuh dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
2)
Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan
upaya penentuan kerja melalui bagian-bagian tugas, wewenang sesuai ruang
lingkup kerja.[5]
3)
Pelaksanaan (actuating)
Menurut Nana Sudjana
pelaksanaan atau pergerakan adalah upaya pimpinan untuk menggerakkan
(memotivasi) seseorang atau kelompok yang dipimpin dengan menumbuhkan dorongan
atau motiv dalam dirinya untuk melaksanakan tugas dan kegiatan yang diberikan
kepadanya sesuai dengan rencana dalam rangkai mencapai tujuan organisasi.[6]
Adapun
rppinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan adalah 1)
keteladanan, 2) konsistensi, 3) keterbukaan, 4) kelembutan, dan 5) kebijakan
4)
Pengawasan (Controlling)
Pengawasan dilakukan
aar pelaksanaan di lapangan sesuai dengan program dan mekanisme yang sudah
diatur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar